Warna itu
By: Revina Dea Permata Hati
Genre: Fantasi/Romance
Bahasa Indonesia
Picture Credit to Owner (Curiano.com)
Dunia dimana kau bertemu dengan seorang jodohmu dan disaat itulah kau dapat melihat warna yang beum pernah kau lihat. Cat merah pagar, biru langit, hijau rerumputan putih awan, biru malam, kerlap kerlip bintang. Semuanya terasa menyapa begitu saja. Ini adalah kisahku saat pertama kali bertemu dengan DIA. Kisah pertemuan seorang Agnesia Putri Oktaria dengan Rizal Frendi.
Hitam, putih dan abu-abu. Dunia yang aku lihat penuh dengan warna itu. Apa tidak ada satu pun warna lainnya. Mama bilang jika, suatu saat nanti aku bertemu dengan orang yang memang jodohku duniaku akan berubah warna-warni, seperti pelangi. Walaupun aku tidak mengetahui warna pelangi itu.
Dan disaat itu lah aku bertemu denganmu. Kau satu-satunya dari sekian orang yang memberikan warna di dunia kecilku ini. Kalaupun hanya sedikit warna biru, di sekelilingmu. Warna biru itu hanya satu-satunya warna yang menjadi favoritku. Senyummu membuatku bahagia, kau tertawa lepas namun didepan mereka bukan didepanku.
Statusnya adalah pacaran, tapi tidak sekali pun kau menyapaku. Warna itu mulai pudar sedikit demi sedikit. Saat itu aku menyadarinya, sekarang sudah tidak terlihat sangat cerah. Warna coklat dimatamu kembali menjadi hitam.Warna biru disekitarmu menjadi warna putih.
“AGNESIA PUTRI OKTARIA!!”
“Yes, sir!” Teriak ku secara refleks, aku menatap kesal perempuan didepanku yang sedang menahan tawa mereka.
“Udah lama ngak dengar itu lagi ya.. haha” perempuan berjilbab putih, dengan tag name ‘Safir Amanda’, tertawa menepuk pundak teman disebelahnya. Tidak kalah mirip dengan nya juga memakai jilbab.
“Sakit, Safir. Mukul itu pelan-pelan dikitlah.” Gerutunya, aku hanya memandang kedua perempuan itu, Safir dan ‘Sana Assla’.
“Sudah.. sudah Safir. Kasihan Sana.” perempuan ini juga sama masih menggunakan hijab. ia tersenyum berusaha menenangkan Sana.
“Udahlah Andri biarin aja mereka berantem” Kedua perempuan terakhir berkata dengan serentak. keduanya saling memandangi.
“Jangan kalian berdua juga berantem, Riani, Afi” Andri memperingati kedua perempuan yang ia panggil. Aku kembali tersenyum kecil menatap ke lima temanku atau lebih tepatnya sahabatku.
Jikapun, begitu tetap saja. Seperti film hitam-putih, sangat membosankan. Ia melirik kearah bawah dimana orang yang seharusnya ia panggil pacar berduaan dengan perempuan lain.
“Menyebalkan…” Gumamku.
“Potpot!” Suara itu, aku menghembuskan nafasku. Menatap perempuan dengan rambut pendek sebahu dan kacamata.
“Tolong jangan panggil nama itu, Eliva” nada bicaraku penuh dengan nada pasrah.
“Jadi, udah ketemu warna baru..?” ‘Kode, dasar’ Aku berjalan memasuki kelasku mengambil buku dibawah laci mejaku.
“Hehe.. gitu dong.” Eliva membuka halaman random dan membaca sedikit buku di pegangannya.
“Aku pergi ketoko buku nanti pulang sekolah, mau ikut?” Saat itu aku tidak menyadari senyuman kecil nakal diwajah Eliva.
“Ini namanya, pemaksaan kau tau itu, MISS GENIUS?” aku mendengus kesal dan menarik tanganku, dari Eliva. Nada bicara ku penuh dengan sarkasme.
“Ihh.. sekali-kali juga nemenin. Kan lagi bazar cuma 5000- 15.000 ribu loh harganya. Kapan lagi lah mumpung murah. Book Hunting YEAY” Eliva dengan seenaknya pergi tanpa pamitan, meninggalkan ku sendirian ditengah bazar dan tidak tau arah.
Berjalan aku mulai mencari buku yang menarik perhatianku. Romance, Fantasi, Komedi, komik, novel, pelajaran, hiburan dan lain lain. Bazar buku ini sumpek dengan berbagai macam orang yang sudah pasti kutu buku.
Aku hanya melihat kearah buku-buku. Tidak melihat kearah depan ku. aku menubruk orang itu. buku-buku terjatuh berserakkan di lantai. dengan cepat aku mengambil satu per satu.
“A-ah maaf, salahku..” mendongak kedepanku. Hitam bertemu coklat. Hitam disekeliling ku berubah menjadi warna yang tidak pernah kulihat. Semuanya cerah ,indah dan sangat menyilaukan.
“Sepertinya pertemuan ini sangat mainstream, hampir sama dengan yang ada difilm-film romantis itu.” Pemuda itu tertawa kecil.
“Panggil saja Rizal. ”
“Agnesia Putri, senang bertemu denganmu”
Itu semua seperti keajaiban.
“Berterimakasih lah.. semua itu rencanaku loh..” suara Eliva yang tiba tiba muncul membuat ku kaget, dengan cepat menutup buku diary biru doraemonku.
“Haha.. Terima kasih banyak..Tch”
Untuk teman dan sahabat ku yang sedang berjuang: “Dian Putri Oktaviani”